Makalah Kesegaran Jasmani, Pengertian, Fungsi, Komponen, Alat Ukur
A. Pengertian Kesegaran Jasmani - Mengenai definisi kesegaran jasmani ada beberapa ahli memberikan pengertian sebagai berikut : Kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas sehari-hari dengan kesungguhan dan tnggung jawab, tanpa memiliki rasa lelah dan penuh semangat untuk menikmati penggunaan waktu luang dan menghadapi kemungkinan berbagai bahaya dimasa yang akan datang (Ichsan, 1988).
Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9) mendefinisikan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa merasa lelah yang berlebihan, serta masih mempunyai sisa atau cadangan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan mendadak. dengan kata lain Kesegaran jasmani dapat pula didefinisikan sebagai kemampuan untuk menunaikan tugas dengan baik walaupun dalam keadaan sukar, dimana orang yang kesegaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya. Agus Mukhlolid, M.Pd (2004 : 3) menyatakan bahwa Kesegaran Jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
Sumosardjuno dan Giri Widjojo menyatakan kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa lelah berlebihan. Suratman (1975) kesegaran jasmani adalah suatu aspek fisik dari kesegaran menyeluruh (total fitness) yang memberi kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan hidup yang produktif dan dapat menyesuaikan pada tiap pembebanan atau stres fisik yang layak.
B. Fungsi Kesegaran Jasmani
Kesegaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari hasil seminar kebugaran jasmani nasional pertama yang dilaksanakan diJakarta pada tahun 1971 dijelaskan bahwa fungsi kebugaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara.
Fungsi khusus dari kesegaran jasmani terbagi menjadi tiga golongan sebagai berikut:
• Golongan pertama yang berdasarkan pekerjaan
Misalnya kebugaran jasmani bagi olahragawan untuk meningkatkan prestasi, kebugaran jasmani bagi karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja, dan kebugaran jasmani bagi pelajar untuk mempertinggi kemampuan belajar.
• Golongan kedua berdasarkan keadaan
Misalnya kebugaran jasmani bagi orang-orang cacat untuk rehabilitasi, dan kebugaran jasmani bagi ibu hamil untuk mempersiapkan diri menghadapi kelahiran.
• Golongan ketiga berdasarkan umur
Bagi anak-anak untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh ( Agus Mukholid, M.Pd, 2004 : 3).
Komponen-Komponen Kesegaran Jasmani
Komponen kesegaran jasmani terdiri dari dua kelompok yaitu : Health related fitness dan Skill related fitness (Nieman, 2004). Health related fitness merupakan kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan terdiri dari :
• Cardyo respiratory endurance
• Body composition
• Musculoskletal :
o Flexibility
o Muscular strenghth
o Muscular endurance
Sedangkan Skill related fitness merupakan kesegaran jasmani berhubungan dengan keterampilan terdiri dari :
• Agality
• Balance
• Coordination
• Speed
• Power
• Reaction time
C. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani
• Kesegaran jasmani terdiri dari dua bagian, yaitu :Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (healtah related fitness)terdiri dari : daya tahan jantung paru (cardiorespiatory), kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas, dan komposisi tubuh.
• Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan (skill related) terdiri dari : kecepatan, power, keseimbangan, kelincahan, koordinasi dan kecepatan reaksi (Mutohir dan Gusril, 2004 :72)
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9), mengelompokkan Kesegaran jasmani dalam 4 komponen pokok diantaranya :
• Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance)
• Kekuatan (strength)
• Ketahanan otot (muscular endurance)
• Kelenturan (flexibility)
Berdasarkan uraian di atas, dapat disarikan bahwa komponen-komponen pokok yang berkaitan dengan kesegaran jasmani, yaitu:
• Kesanggupan dan kemampuan (kapasitas) seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari.
• Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran darah, paru dan otot.
• Tanpa mengalami kelelahan yang berarti, yakni : adanya pemulihan kembali.
• Masih memiliki cadangan energi
• Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah aspek-aspek kemampuan fisik yang menunjang kesuksesan seseorang dalam melakukan berbagai aktivitas dalam kehidupannya. Semakin tinggi tingkat Kesegaran jasmani seseorang, maka semakin besar pula kemungkinannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan semakin besar pula untuk menikmati kehidupan.
D. Cara Meningkatkan Kesegaran Jasmani
Untuk peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani tidak terlepas dari latihan jasmani yang membina keseimbangan unsur kesegaran jasmani. Untuk membina atau memelihara kesegaran jasmani, salah satu caranya adalah dengan melakukan latihan fisik atau latihan jasmani. Suatu latihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, harus dilakukan menurut aturan atau cara tertentu. Hal ini berkaitan pula dengan jenis kegiatan jasmani yang terbagi dalam beberapa jenis, yaitu kegiatan yang bersifat aerobic (latihan yang membutuhkan oksigen) dan kegiatan yang bersifat anaerobic (latihan yang tidak membutuhkan oksigen), dan yang tergantung pada keterampilan. (Sadoso Sumardjuno, 1989 : 12) menyatakan bahwa untuk meningkatkan dan mempertahankan kesegaran jasmani dengan baik, haruslah memenuhi tiga macam takaran, antara lain sebagai berikut :
a. Intensitas latihan
Intensitas latihan kesegaran jasmani berkisar antara 72 % - 87 % dari denyut nadi maksimal . artinya bagi seseorang yang umurnya 45 tahun, bila melakukan latihan, maka intensitas latihan yang dilakukan haruslah sampai denyut nadi mencapai paling sedikit 126 per menit (72% dari denyut nadi maksimal) dan paling tinggi 152 denyut permenit (87% dari denyut nadi maksimal).
b. Lamanya Latihan
Lama latihan yang baik dan tidak berbahaya harus berlatih mencapai zone latihan (traning zone) dan berada dalam zone latihan 15-25 menit.
c. Takaran latihan
Jika intensitas latihan lebih tinggi, maka waktu latihan dapat lebih pendek. Sebaliknya jika intensitas latihannya lebih kecil, maka waktu latihan harus lebih lama. Takaran lamanya latihan untuk olahraga kesehatan antara 20-30 menit dalam zone latihan, lebih lama lebih baik. Latihan-latihan tidak akan efisien atau kurang membuahkan hasil, kalau kurang dari takaran tersebut.
E. Alat Ukur Kesegaran Jasmani
Alat untuk mengukur Tingkat Kesegaran Jasmani seseorang berbeda-beda menurut jenjang sekolah, yaitu untuk Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menangah Atas /Kejuruan.
Tes Kesegaran Jasmani yang digunakan untuk anak-anak dari usia Sekolah Dasar, Sekolah lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Menengah Atas antara lain :
• Tes Kesegaran Jasmani untuk siswa Sekolah Dasar (kelas 1,2 dan 3), rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 30 meter, 2). Angkat tubuh 30 detik, 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari 600 meter.
• Tes Kesegaran Jasmani untuk siswa Sekolah Dasar (kelas 4, 5 dan 6), rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 40 meter, 2). Angkat tubuh 30 detik, 3). Baring duduk 30 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari 600 meter.
• Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 50 meter, 2). Angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra), 3). Baring duduk 60 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari jarak jauh (800 meter untuk putri dan 1000 meter untuk putra).
• Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Menengah Atas, rangkaian butir tesnya terdiri dari : 1). Lari cepat 50 meter, 2). Angkat tubuh (30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra), 3). Baring duduk 60 detik, 4). Loncat tegak, 5). Lari jarak jauh (800 meter untuk putri dan 1000 meter untuk putra).(Nurhasan, 2001 :149)
F. Jenis-jenis dan takaran pelatihan olahraga untuk menigkatkan kesegaran jasmani
Adapun beberapa macam bentuk pelatihan olahraga sebagai sarana untuk pembinaan dan pemeliharaan kesegaran jasmani, yaitu antara lain : jalan, joging, bersepeda, berenang dan bentuk-bentuk pelatihan fisik lain yang penting ada penekanan pada unsur aerobik. Sedangkan mengenai takarannya, sumosarjuno (1983) dalam Wiryosaputro (1988 : 230), mengemukakan bahwa agar pelatihan fisik dapat berjalan dengan aman dan efektif, maka dibutuhkan catatan yang harus memperhatikan 3 faktor yaitu :
a. Intensitas pelatihan
Intensitas pelatihan fisik yang dianjurkan dalam rangka meningkatkan kesegaran jasmani sebaiknya antara 60% dan 80% dari kapasitas aerobic maksimal, atau antara 72%/87% dari denyut nadi yang dianjurkan akan berdampak kurang baik terhadap kesehatan.
b. Lamanya pelatihan
Sebaiknya pelatihan fisik yang dianjurkan adalah berlatih sampai mencapai “training zone” (sesuai dengan denyut nadi maksimal), dan berada dalam training zone selama 15-25 menit.
c. Frekuensi latihan
Dianjurkan untuk melakukan pelatihan fisik dengan frekuensi pelatihan 3-5 kali setiap minggu yang berhubungan erat dengan intensitas dan lamanya pelatihan.
Berkaitan dengan takaran pelatihan seperti tersebut diatas Giam dan Teh (1992:17), menyatakan bahwa bagi mereka yang cukup sehat dan memiliki kebugaran yang baik, sesuai petunjuk resep FITT dapat memberikan manfaat maksimal terhadap tingkat kebugaran.
Adapun anjuran tersebut adalah sebagai berikut :
• Frekuensi adalah 3-5 kali setiap minggu
• Intensitas adalah kurang lebih 60-85% dari denyut nadi maksimal.
• Tipe (macam pelatihan) adalah suatu macam kombinasi pelatihan aerobik dan aktifitas kalestenik (senam). Pilihan aktifitas tersebut berdasarkan selera, keadaan dan kebugaran tersedianya fasilitas yang digunakan.
• Time (waktu pelatihan) adalah 15-20 menit pelatihan yang bersifat aerobik yaang dilakukan terus-menerus dan didahului dengan pemanasan 5-10 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit.
Pages
▼
TES KEBUGARAN JASMANI UNTUK SISWA SD,SMP,SMA
TES KEBUGARAN JASMANI UNTUK SISWA SD,SMP,SMA
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu bagian dari olahraga pendidikan,hal ini sesuai dengan UU No 3 tahun 2005 tentang SKN yang menjelaskan bahwa ruang lingkup olahraga dibagi dalam tiga bagian yaitu salah satunya adalah Olahraga Pendidikan.
Pengertian serta tujuan olahraga pendidikan tentu berbeda dengan pengertian dan tujuan olahraga rekreasi ataupun olahraga prestasi. Pengertian olahraga pendidikan menurut UU No 3 tahun 2005 tentang SKN menyatakan bahwa “olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Sebelumnya olahraga pendidikan menurut Moeslim (1970: 2) Menjelaskan bahwa “Olahraga pendidikan adalah segala kegiatan/usaha yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan untuk mendorong, membangkitkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah bagi setiap anak didik”.
Dari kedua pengertian di atas,dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya olahraga pendidikan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendidik,mengembangkan,dan meningkatkan kepribadian,keterampilan, kesehatan serta kebugaran jasmani siswa-siswi di sekolah. Salah satu tujuan terpenting adalah mendidik, mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa,yaitu dengan melakukan olah fisik pada siswa yang tidak terlepas dari pedoman pendidikan jasmani di sekolah.Untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani pada siswa, diperlukan pembelajaran yang sesuai dan mengarah pada peningkatan kebugaran jasmani itu sendiri, baik itu permainan ataupun pendidikan fisik.
Pemantauan pada siswa harus terus dilakukan supaya dapat terlihat perkembangannya baik dari segi kesehatan ataupun kebugaran jasmaninya.Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada siswa, diperlukan alat dan norma penilaian berupa tes-tes yang diberikan pada siswa.
Di Indonesia sendiri, tes-tes kebugaran jasmani untuk tingkat SD sampai SMA itu pada dasarnya hampir sama hanya saja ada beberapa komponen yang dibedakan. Maka dari itu, penulis akan mencoba untuk menguraikan jenis-jenis tes kebugaran jasmani yang harus diberikan pada siswa mulai dari tingakat sekolah dasar, sampai tingkat menengah atas.
1. Tes Kebugaran Jasmani Untuk Sekolah Dasar
1.1 Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Dasar kelas 1,2 dan 3
Butir-butir tesnya, yaitu :
a. Lari cepat 30 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) 30 detik
c. Baring duduk (sit-up) 30 detik
d. Loncat tegak (Vertical jump)
e. Lari 600 meter
1.2 Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Dasar kelas 4,5 dan 6
a. Lari cepat 40 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) 30 detik
c. Baring duduk (sit-up) 30 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 600 meter
2. Tes Kebugaran Jasmani untuk Sekolah Menengah Pertama
Butir-butir tesnya adalah :
a. Lari cepat 50 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) ( 30 detik untuk puteri, 60 detik untuk putra)
c. Baring duduk (sit-up) 60 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 800 meter untuk putrid dan 1000 meter untuk putra
3. Tes Kebugaran Jasmani untuk tingkat Sekolah Menengah Atas
Butir-butir tesnya, terdiri dari :
a. Lari cepat 60 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) ( 30 detik untuk puteri, 60 detik untuk putra)
c. Baring duduk (sit-up) 60 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 800 meter untuk putri dan 1000 meter untuk putra
Tes kebugaran jasmani diatas penulis kutip dari bukunya Nurhasan,dkk (2007) yang berjudul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Untuk lebih lengkapnya mengenai cara pelaksanaan tes dan norma-norma tesnya akan penulis kemukakan pada bagian selanjutnya
Pendidikan Jasmani merupakan salah satu bagian dari olahraga pendidikan,hal ini sesuai dengan UU No 3 tahun 2005 tentang SKN yang menjelaskan bahwa ruang lingkup olahraga dibagi dalam tiga bagian yaitu salah satunya adalah Olahraga Pendidikan.
Pengertian serta tujuan olahraga pendidikan tentu berbeda dengan pengertian dan tujuan olahraga rekreasi ataupun olahraga prestasi. Pengertian olahraga pendidikan menurut UU No 3 tahun 2005 tentang SKN menyatakan bahwa “olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”. Sebelumnya olahraga pendidikan menurut Moeslim (1970: 2) Menjelaskan bahwa “Olahraga pendidikan adalah segala kegiatan/usaha yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan untuk mendorong, membangkitkan dan membina kekuatan-kekuatan jasmaniah maupun rokhaniah bagi setiap anak didik”.
Dari kedua pengertian di atas,dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya olahraga pendidikan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendidik,mengembangkan,dan meningkatkan kepribadian,keterampilan, kesehatan serta kebugaran jasmani siswa-siswi di sekolah. Salah satu tujuan terpenting adalah mendidik, mengembangkan dan meningkatkan kebugaran jasmani siswa,yaitu dengan melakukan olah fisik pada siswa yang tidak terlepas dari pedoman pendidikan jasmani di sekolah.Untuk dapat meningkatkan kebugaran jasmani pada siswa, diperlukan pembelajaran yang sesuai dan mengarah pada peningkatan kebugaran jasmani itu sendiri, baik itu permainan ataupun pendidikan fisik.
Pemantauan pada siswa harus terus dilakukan supaya dapat terlihat perkembangannya baik dari segi kesehatan ataupun kebugaran jasmaninya.Untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani pada siswa, diperlukan alat dan norma penilaian berupa tes-tes yang diberikan pada siswa.
Di Indonesia sendiri, tes-tes kebugaran jasmani untuk tingkat SD sampai SMA itu pada dasarnya hampir sama hanya saja ada beberapa komponen yang dibedakan. Maka dari itu, penulis akan mencoba untuk menguraikan jenis-jenis tes kebugaran jasmani yang harus diberikan pada siswa mulai dari tingakat sekolah dasar, sampai tingkat menengah atas.
1. Tes Kebugaran Jasmani Untuk Sekolah Dasar
1.1 Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Dasar kelas 1,2 dan 3
Butir-butir tesnya, yaitu :
a. Lari cepat 30 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) 30 detik
c. Baring duduk (sit-up) 30 detik
d. Loncat tegak (Vertical jump)
e. Lari 600 meter
1.2 Tes Kesegaran Jasmani untuk Sekolah Dasar kelas 4,5 dan 6
a. Lari cepat 40 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) 30 detik
c. Baring duduk (sit-up) 30 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 600 meter
2. Tes Kebugaran Jasmani untuk Sekolah Menengah Pertama
Butir-butir tesnya adalah :
a. Lari cepat 50 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) ( 30 detik untuk puteri, 60 detik untuk putra)
c. Baring duduk (sit-up) 60 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 800 meter untuk putrid dan 1000 meter untuk putra
3. Tes Kebugaran Jasmani untuk tingkat Sekolah Menengah Atas
Butir-butir tesnya, terdiri dari :
a. Lari cepat 60 meter
b. Angkat tubuh (pull-up) ( 30 detik untuk puteri, 60 detik untuk putra)
c. Baring duduk (sit-up) 60 detik
d. Loncat tegak (vertical jump)
e. Lari 800 meter untuk putri dan 1000 meter untuk putra
Tes kebugaran jasmani diatas penulis kutip dari bukunya Nurhasan,dkk (2007) yang berjudul Tes Dan Pengukuran Keolahragaan. Untuk lebih lengkapnya mengenai cara pelaksanaan tes dan norma-norma tesnya akan penulis kemukakan pada bagian selanjutnya
TUGAS SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
MAKALAH
SARANAN DAN
PRASARANA OLAHRAGA
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas sarana dan prasarana olahraga
Disusun
Oleh :
WAWAN SETIAWAN
2124100248
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PJKR
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2011
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR……………………………………………………… i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………… 1
1.2 Tujuan …………………………………….. 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Sarana sekolah……………………………….
2.2 Sarana Prasarana sekolah
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………….
3.2 Saran………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan pendidikan nasional
harus menjamin pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan
global agar warga Indonesia menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, produktif, dan berdaya saing tinggi dalam
pergaulan nasional maupun internasional. Untuk menjamin tercapainya tujuan
pendidikan tersebut, Pemerintah telah mengamanatkan penyusunan delapan standar
nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Standar
nasional pendidikan adalah kriteria minimum tentang sistem pendidikan di
seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.Pelaksanaan
pembelajaran dalam pendidikan nasional berpusat pada peserta didik agar dapat:
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat
secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang
lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri
melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Untuk menjamin terwujudnya hal tersebut diperlukan
adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana yang memadai
tersebut harus memenuhi ketentuan minimum yang ditetapkan dalam standar sarana
dan prasarana.Standar sarana dan prasarana ini untuk lingkup pendidikan formal,
jenis pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana
dan prasarana ini mencakup:
1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya,
teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki
oleh setiap sekolah/madrasah,
2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan,
bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh
setiap sekolah/madrasah.
PENGERTIAN
1. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat
dipindah-pindah.
2. Prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan
fungsi sekolah/madrasah.
3. Perabot adalah sarana pengisi ruang.
4. Peralatan pendidikan adalah sarana yang secara
langsung digunakan untuk pembelajaran.
5. Media pendidikan adalah peralatan pendidikan yang
digunakan untuk membantu komunikasi dalam pembelajaran.
6. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang di atasnya
terdapat prasarana sekolah/madrasah meliputi bangunan, lahan praktik, lahan
untuk prasarana penunjang, dan lahan pertamanan.
7. Ruang kelas adalah ruang untuk pembelajaran teori
dan praktik yang tidak memerlukan peralatan khusus.
8. Ruang guru adalah ruang untuk guru bekerja di luar
kelas, beristirahat, dan menerima tamu.
9. Ruang UKS adalah ruang untuk menangani peserta
didik yang mengalami gangguan kesehatan dini dan ringan di sekolah/madrasah.
10. Gudang adalah ruang untuk menyimpan peralatan
pembelajaran di luar kelas, peralatan sekolah/madrasah yang tidak/belum
berfungsi, dan arsip sekolah/madrasah.
11. Tempat berolahraga adalah ruang terbuka atau
tertutup yang dilengkapi dengan sarana untuk melakukan pendidikan jasmani dan
olah raga.
12. Tempat bermain adalah ruang terbuka atau tertutup
untuk peserta didik dapat melakukan kegiatan bebas.
1.2 Tujuan
Dalam
proses pembuatan makalah ini ,khususnya pada mata kuliah sarana prasarana
memiliki
tujuan yang sangat jelas:
·
Memenuhi salah satu mata kuliah
sarana prasarana
·
Mengetahui sejauh mana sarana dan
prasarana dari tiap sekolah dalam berbagai tingkatan (SD,SMP,dan SMA)
·
Dapat memodifikasi sarana dan
prasarana yang kurang memadai sehingga tujuan pembelajaran bisa tetap tercapai
BAB II
PEMBAHASAN
Sebuah SD/MI sekurang-kurangnya
memiliki prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang guru,
5. tempat beribadah,
6. ruang UKS
7. gudang,
8. ruang sirkulasi,
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang UKS,
10. ruang organisasi kesiswaan,
11. jamban,
12. gudang,
13. ruang sirkulasi,
14. tempat bermain/berolahraga.
Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai
berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium biologi,
4. ruang laboratorium fisika,
5. ruang laboratorium kimia,
6. ruang laboratorium komputer,
7. ruang laboratorium bahasa,
8. ruang pimpinan,
9. ruang guru,
10. ruang tata usaha,
11. tempat beribadah,
12. ruang konseling,
13. ruang UKS,
14. gudang,
15. tempat bermain/berolahraga
2.2 SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
§ Tingkat
SD (SD Buniseuri 1)
Sarana
dan prasarana yang terdapat di SDN 1 Buniseuri antara lain:
1. Permaian
bola besar:
ü Permainan
bola voli(bola 4 buah)kumplit
ü Permainan
bola sepak (bola 2 buah )kumplit
2. Permainan
bola kecil:
ü Bola
kasti (bola 2)kumplit
ü Tenis
meja 1 set kumplit
3. Atletik:
ü Bak
pasir(tempat lompat jauh 1)
ü Matras
(2 buah )
ü Loncat
tinggi
ü Tolak
peluru (3 buah )
ü Hullahup(2)
ü Peralatan
estapet (kumplit)
4. Tape
1
5. Pluit
2
6. Stopwatch
1
7. Tenaga
pengajar 2
§ Tingkat
MTS (MTS Gerba Cipaku)
1. Permainan
bola besar
ü Bola
voli 2
ü Bola
basket 4
ü Bola
sepak 1
ü Ring
basket 1
2. Permainan
bola kecil :
ü Sepak
takraw 3 buah
ü Tenis
meja 1 set
ü Bulutangkis
1 set
3. Peralatan
atletik
ü Tolak
peluru 2 buah
ü Lempar
lembing 8 buah
ü Lari
gawang 1 set
ü Bak
pasir 1 set
ü Alat
loncat tinggi 1 set
4. Pluit
2 buah
5. Stopwatch 1
6. Tape
1
7. Matras
1
8. Tenaga
pengajar 2
§ Tingkat SMA(SMA N 1 Panawangan )
1. Permainan
bola besar:
ü Permainan
bola voli (bola 7 buah )kumplit
ü Permaina
bola sepak (bola 4 buah)kumplit
ü Permainan
bola basket(bola 7 buah )kumplit
2. Permainan
bola kecil:
ü Sepak
takraw 15 buah
ü Tenis
meja 2 set,bet 4 pasang
3. Peralatan
atletik :
ü Tolak
peluru 5 buah
ü Lempar lembing 8
ü Lompat
jauh 1
ü Peralatan
estapet kumplit
ü Papan
tolakan 4
4. Stopwatch
4 buah
5. Puit
4 buah
6. Tenaga
pengajar 2
7. Matras
4
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dengan
memiliki sarana dan prasarana yang memadai khususnya saran adalam bidang
pendidikan baik tingkat SD,SMP dan SMA sederajat maka akan mempercepat dan
memperlancar target perencanaan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Selain itu dengan sarana dan prasarana yang memadai dapat
mengembangkan potensi anak secara optimal untuk mencapai prestasi
setinggi-tingginya.
3.2 Saran
Dengan
pembuatan makalah sarana dan prasarana ini diharapkan mampu bermanfaat untuk:
·
dapat menjadi
dorongan dan motivasi vasi sekolah atau
lembaga yang belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai.
·
Diharapkan pemerintah
lebih memperhatikan sarana dan prasarana disetiap bidang,terutama dalam bidang
pendidikan
KATA
PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim.
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat –
Nya,
penulis dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik.
Makalah
ini berjudul: tugas ini disusun untuk memenuhi
salah
satu mata kuliah sarana prasarana.
Dalam pembuatan dan penyusunan Makalah ini
penulis bekerja dengan kemampuan yang terbatas, oleh karena itu selesainya
Makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagaipihak baik berupa nasehat maupun
saran-saran bagi penulis. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih
banyak kekurangan,maka diharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Mudah-mudahan bantuan dan dorongan serta bimbingan semua pihak kepada
kami dapat diterima oleh Allah SWT serta mendapat balasan yang setimpal dengan
amal kebaikannya. Amiiin………….
Ciamis, 21
April 2011
Penulis