NOVEL ONEX PUNYA - OLAHRAGA
Headlines News :
Home » » NOVEL ONEX PUNYA

NOVEL ONEX PUNYA

Beberapa bukan kemudian gagal panen yang di alami para petani, menyebabkan mereka kehilangan mata pencaharian dan tidak ada aktivitas seperti biasanya. Gagalnya panen sangat merugikan para petani, termasuk Abah, Abah sangat kecewa dan mengalami kerugian, karena satu-satunya pencarian dan harta yang mereka punya dan sekarang mengalami kegagalan dan butuh waktu yang lama, mungkin berbulan-bulan tuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Sekarang perekonomian Abah sangat menipis dan hasil panen yang diharapkanpun gagal. Abah berusaha mencari jalan keluar untuk memperbaiki perekonomiannya. Akhirnya abah merabut pohon singkong yang terletak dibelakang rumahnya. Di ambil buahnya tuk dimasak dan dijadikan keripik lalu dijual kepasar tuk menambah perekonomiannya. Apalagi sekarang Abdul kelas 3 SMP dan sebentar lagi akan mengikuti Ujian Nasional dan membutuhkan biaya yang banyak. Dan juga keinginan Abah tuk melanjutkan Adul sekolah sampai SMA kalau bisa sampai lulus sarjana dan mendapat gelar (S1). Keinginan Abah sangat besar untuk menyekolahkan anak-anaknya menjadi orang yang sukses.
Dan sekarang Abah setiap harinya mengandalakan pohon singkong sebagai mata pencahariannya dan untuk bertahan hidup dengan keluarganya. Selain itu juga Abah kembali lagi menanam padi dan berharap membuahkan hasil dari hasil panennya. Sore hari Ambu berkata:
“Abah.....?”
“Iyah, ada apa Ambu?”
“Ambu minta uang buat masak sore ini. Terus abah mo kemana sore-sore begini?”
“Abah mau ke kebun metik singkong buat besok pagi”
“Ya sudah, Ambu ikut! Abah... tunggu..!!”
Adul dan Nenk memanggil-manggil sambil berlari mendekati Abahnya.
“Ada apa Adul?”
“Abah mau kekebun ya?”
“Iya, kenapa?”
“Adul sama Nenk ikut yah? Bantu-bantu Abah di kebun?”
“Iyah, ayo kita berangkat sama-sama”
            Abah beserta keluarganya bergegas berangkat ke kebun untuk memetik singkong dan mendapatkan hasil yang banyak. Sesampainya di kebun Adul dan Nenk sangat antusias sekali membantu kedua orangtuanya dan memberi semangat kepadanya untuk menjalani hidup lebih sabar telah apa yang menimpa keluarganya.
            Setelah sekian lamanya Abah dan keluarganya memetik  mereka mendapatkan hasil yang banyak, merekapun senang sekali. Hari sudah semakin sore, akhirnya merekapun pergi dan kembali pulang.
            Pada malam hari, Abah dan keluarganya berkumpul di ruang tengah sambil melihat televisi. Ambu sedang sibuk memotong singkong untuk besok djual di pasar. Adul tengah asyik dan fokus menyelesaikan tugas sekolahnya, apalagi Adul akan mengikuti Ujian Nasional jadi Adul harus belajar untuk mendapatkan hasil yang baik. Lalu Abah juga tengah asyik pula membaca korannya dengan ditemani secangkir kopi. Sudah semakin malam dan mereka pun berhenti melakukan aktifitasnya dan dilanjutkan dengan istirahat tuk menyambut besok pagi. Ambu pun juga telah selesai melakukan pekerjaannya.
Tak terasa haripun sudah mulai pagi, mataharipun tampak bersinar di pagi  hari menyemangati para petani dan orang-orang yang beraktifitas di pagi hari.
            Ambu seperti biasa setiap paginya sibuk sendiri untuk menyiapkan sarapan pagi tuk ank-anaknya dan juga Abah. Selain itu juga Ambu sibuk membungkus keripik singkong yang tadi malam Ambu kerjakan untuk dijual di pasaran.
Selain Ambu, Adul dan Nenk pun sibuk menyiapkan buku pelajarannya seperti biasanya. Abah pun menyibukkan diri dengan pergi ke kebun untuk memetik kembali singkong untuk dijual kepasaran dan juga sayur-sayuran dan buah-buahan kalau ada. Abah berusaha bekerja dan mencari nafkah untuk keluarganya. Setelah semuanya berkumpul Abah dan juga beserta keluarganya duduk manis dimeja makan tuk sarapan pagi bersama. Setelah itu barulah mereka pergi mengerjakan / melakukan aktifitasnya masing-masing. Adul dan Nenk pun pamit berangkat sekolah  lalu dibarengi Abah. Abah juga pamit pergi kekebun dan kesawah tuk mencari nafkah. Tak lama kemudian Ambu pun menyusul. Ambu pergi kepasar tuk menjual keripik singkongnya seperti biasanya. Sekarang keadaan rumah benar-benar sepi tak ada suara pun yang terdengar.
Sesampainya Ambu di pasar, Ambu merasa senang sekali, karena hasil dagangannya habis terjual di pasaran, Ambu bersyukur sekali. “ lumayan buat tambah-tambah uang ujiannya Adul” ujar Ambu. Tak lama kemudian Ambu pergi ketengah pasar tuk membeli berbagai sayur tuk dipasak nanti siang. Setelah Ambu dapatkan semuanya Ambu bergegas pulang tuk memasak nasi dan saat itu waktu menunjukan pukuk 11.30 dan beberapa menit lagi waktunya anak-anak pulang sekolah dan juga Abah. 
Selang beberapa menit kemudian makanan siap tersedia di meja makan, tak lama kemudian akhirnya ank-anak pulag dan disusul oleh Abah yang kerepotan dengan bawaannya sehabis pulang dari kebun. Tak berlama-lama lagi akhirnya mereka berkumpul bersama menikmati makan siang buatan Ambunya.
Waktu semakin cepat dan tak terasa hari sudah semakin sore dan berganti menjadi malam. Malam hari yang sangat indah dengan bintang-bintang yang begitu banyak dan angin yang membuat badan terasa hangat.
Adul yang seorang diri dikamar harus mempersiapkan ujiannya tuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Saking fokusnya membaca pelajaran tiba-tiba saja Adul merasa terganggu dengan suara berisik yang mengganggu telinganya dan konsentrasinya tuk belajar dan Adul juga mencium sesuatu yang menggoda dan membuat perutnya keroncongan serta mengundang penasaran. Adul mencoba mencari tahu letak suara dan bau yang menyengat itu dibelakang halaman rumahnya.
Setelah diselidiki ternyata Adul melihat Abah, Ambu, dan Nenk da juga Paman Dadu yang sedanga asyik berkumpul sambil membakar jagung yang Abah petik dari kebun. Tak membuang-buang waktu akhirnya Adul ikut bergabung dengan keluarganya.
“Ada apa ini rame sekali?”
“Hai Adul....” ujar Paman Dadu
“Eh Paman Dadu, kapan Paman datang?”
“Tadi sore.. apa kabar? Gimana sekolah kamu?”
“Kabar Adul baik Paman, terus sekolahnya juga lancar-lancar saja, bentar lagi Adul Ujian Nasional Paman”
“Owh.. berarti bentar lagi kamu lulus donk?”
 “Iya, doain Adul ya Paman?”
“Iya, semoga berhasil”
            Paman Dadu adalah keluarga Abah. Adik kandung Abah yang sekarang tinggal di Jakarta. Paman Dadu mempunyai istri dan dua orang anak kembar yang sekarang kelas 1 SD. Paman Dadu satu-satunya adik Abah yang tinggal di Jakarta dan mempunyai usaha toko sepatu di Jakarta dan setiap paman main kerumah, paman suka membawa sepatu untuk Adul dan Nenk. Dan tujuam paman kesini tuk menengok kita semua dan juga paman ingin membantu Abah yang sekarang ekonominya sedang sulit setelah gagal panen yang terjadi kemarin.
Malam semakin larut Adul dan Nenk pun sudah mulai ngantuk dan pergi kekamarnya masing-masing. Abah, Ambu dan Paman Dadu pun juga pergi ke kamar tuk membaringkan tubuhnya sampai nanti pagi.
Suara kodok dan jangkrik pun terdengar keras dengan angin yang sepoy-sepoy membuat mereka tidur dengan nyanyak.
Tak terasa hari sudah mulai pagi. Adul dan Nenk sudah siap seperti biasanya tuk bergegas berangkat ke sekolah. Selain itu ada sesuatu yang berbeda. Nenk dan Adul sangat senang sekali karena mereka memakai sepatu baru yang diberi oleh Paman Dadu dari Jakarta. Terutama Adul, dia sangat senang sekali, karena sudah lama sekali dia tidak membeli sepatu baru. Hari sudah semakin siang Adul dan Nenk pun pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah Adul dan Nenk pun masuk ke kelasnya masing-masing. Tak lama kemudian salah satu guru disekolah tersebut masuk ke kelas Adul tuk menyampaikan informasi mengenai dilangsungkannya Ujian Nasional dan ibu itu bilang bahwa tanggal 17 Januari 2011. “Ibu harap kalian terus rajin belajar dan belajar, tuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan kalian juga harus mengikuti les yang diselenggarakan di sekolah. Ibu menginginkan dan berharap kalian bisa lulus semua” Ujar Ibu Nani..
            Dan setelah itu Ibu Nani pun keluar kelas dan Adul beserta anak yang lainnya melanjutkan pelajarannya. Dalam hati kecil Adul berkata “ Ya Allah mudahkanlah aku dalam menghadapi dan mengerjakan soal ujian, semoga aku lulus dan mendapat nilai memuaskan. Amin..”
            Adul termasuk orang yang nakal dan jail disekolahnya, tetapi selain itu Adul juga pintar dalam menanggapi materi disekolahnya Cuma hanya saja dia itu pemalas orangnya. Dan tak terasa bel sekolahpun telah berbunyi dan Adul pun keluar dari ruangan kelasnya. Adul dan Nenk pun bergegas pulang berjalan kaki menuju rumahnya tuk beristirahat.
            Sore hari sekitar pukul 15.00 Abah dan Paman pergi ke kolam tuk memancing ikan yang tak jauh dari rumahnya. Setibanya di kolam Abah dan Paman langsung memancing dengan membawa umpan yang banyak. Setelah beberapa jam kemudian Abah dan Paman pun mendapatkan hasil pancingan yang banyak. Tak sia-sia setelah sekian lama akhirnya mendapatkan hasil yang banyak. Akhirnya mereka memutuskan tuk pulang kerumah dan berhenti memancing karena haripun sudah mulai sore hari sudah mulai gelap. Abah beserta keluarganya dan juga Paman Dadu menjalankan ibadah sholat magrib berjamaah. Setelah itu menyiapkan bahan-bahan dan berkumpul di halaman belakang rumah mereka. Mereka mengadakan acara bakar-bakar ikan yang mereka pancing tadi sore tuk merayakan perpisahan, karena besok pagi paman Dadu pulang ke Jakarta. Abah, Paman Dadu dan juga Adul tengah asyik membakar ikan sedangkan Ambu dan juga Nenk sibuk menyiapkan bumbu-bumbunya. Mereka sangat senang sekali dengan acara seperti ini dan berkumpul bersama keluarga  karena mereka jarang sekali mengadakan acara seperti ini. Tawa dan canda tengah dirasakan oleh keluarga Abah dan Ambu. Kebahagiaan mereka tengah disaksikan oleh bintang-bintang di atas langit dan juga suara-suara nyanyian katak dan jangkrik yang turut merasakan kebahagiaan mereka.
Malam sudah semakin gelap, angin malampun begitu kencang menusuk kedalam tubuh. Tetapi mereka tak terkalahkan oleh rasa kantuknya. Mereka tetap semangt dan penuh bahagia yang terlihat dari raut wajahnya. Beberapa menit kemudian rasa kenyang dan ngantuk sudah mulai dirasakan oleh mereka, dan mereka sadar malam sudah mulai larut. Akhirnya mereka memutuskan tuk beristirahat dan tidur dengan lelap. Tak terasa dalam hitungan jam, malam berganti menjadi pagi. Pagi yang indah, sejuk, dihiasi dengan pelangi yang indah di atas langit.
Terlihat sesosok lelaki yang tinggi dan menggunakan jas cokelat terlihat sangat rapih dan tampan. Ternyata dia adalah Paman Dadu. Paman Dadu yang tengah bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta dan berkumpul bersama keluarganya disana.
Selain itu juga Ambu tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk Paman Dadu dan Abah juga menyiapkan oleh-oleh untuk Paman dan membawanya ke Jakarta yang abah petik dari kebun. Tetapi Adul dan nenk merasa sedih dan akan kehilangan, karena merasakan sepinya didalam rumah tanpa ada canda dan tawa serta kebahagiaan yang tengah dirasakan oleh mereka saat ini.
“ Paman...” ujar Nenk
“ iyah ada apa?”
“Paman mau pulang sekarang? Pasti kita semua sangat kehilanagn dan merindukan Paman...”
“iya, kenapa? Paman akan main dan kembali kesini”
“ bener Paman?”
“iya”
“ kapan Paman?”
“ nanti kalau ada waktu pasti Paman kembali lagi”
“bener?”
“iya, kalau perlu kalian yang main ke Jakarta nanti saat kalian libur sekolah”
“asyik. Iya Paman Nenk pingin main ke Jakarta. Nenk pingin liat monas dan jalan-jalan keliling Jakarta. Boleh ya paman? ”
“ iya, boleh. Paman tunggu kalian di Jakarta”
“ ayo-ayo sarapan dulu Ambu sudah siapkan makanan. Kita sarapan bareng jangan ngobrol terus” ujar Ambu.
Akhirnya mereka tengah asyik menikmati sarapan paginya bersama keluarga. Setelah sarapan dan beberapa menit kemudian Paman Dadu memutuskan segera kembali ke Jakarta tuk berkumpul kembali bersama keluarganya disana dan Paman Dadu pun pamit kepada Abah, Ambu, Adul dan juga Nenk. Sebelum Paman Dadu pulang Abah pun pergi ke dapur sejenak tuk mengambil oleh-oleh yang sudah disiapkan oleh Abah dan memasukannya ke dalam mobil Paman Dadu. Setelah berpamitan akhirnya Paman Dadu pun masuk ke mobilnya dan melanjutkan perjalanannya sampai tiba di Jakarta bertemu dengan istri dan anak-anaknya.
Kesedihan terlihat dari wajah Adul dan Nenk, karena mereka sangat kehilangan dan merindukan Paman Dadu.
“ Ambu, kapan ya Paman Dadu bisa main kerumah Nenk lagi?” ujar Nenk
“ nanti kalau Paman Dadu tidak sibuk”
“ Paman Dadu itu baik banget ya Ambu?”
“ iya”
“ oya Ambu. Bolehkan kalau liburan sekolah nanti Nenk main kerumah Paman Dadu?”
“ iya boleh. Makanya Nenk harus rajin menabung supaya bisa maen ke Jakarta”
“ iya Ambu”
“ nah, mumpung Nenk libur sekarang bantuin Ambu yu di dapur motongin singkong buat dijual ke pasar besok”
“ iya, Ambu”
“ oya Ambu, Abah sama Ka Adul kemana?’
“ Abah pergi ke kebun metik singkong, Kak Adul juga ikut”
Nenk sangat senang sekali bisa membantu orang tuanya. Nenk tengah asyik sekali memotong singkong bersama Ambunya. Dan nenk pun mengerti dengan kondisi ekonomi yang sulit seperti sekarang ini.
Begitu juga Adul tengah sibuk membantu Abah yang memetik singkong ke kebun. Saking semangatnya Adul tak percaya kalau dia memetik singkong dengan segitu banyaknya sampai-sampai dia sendiri pun heran apalagi Abah.
Hari sudah semakin sore, Ambu dan juga Nenk menyiapkan bahan masakan untuk dipasak sebelum abAh dan Adul pulang.
Beberapa jam kemudian Abah pun memutuskan pulang kerumah karena hari sudah mulai gelap. Ditengah-tengah perjalanan menuju rumah, Abah melihat ada seorang pedagang asongan dan Abah pun menghentikannya dan membeli salah satu mainan pada pedagang tersebut tuk memberikan kepada Nenk.
“ kasihan, sudah lama Abah tidak memberikan mainan” ujar Adul
Abah pun melanjutkan perjalanannya dan setibanya di rumah Abah langsung menemui Nenk dan memberikan mainan tersebut kepada Nenk. Sudah Abah duga Nenk sangat senang sekali menerimanya.
Setelah beberapa jam kemudian, suara adzan pun terdengar. Abah beserta yang lain bersiap-siap tuk menjalankan ibadah sholat magrib berjamaah. Selain Abah seseorang yang sangat baik mementingkan keluarganya, bertanggung jawab, mementingkan pendidikan anak-anaknya, Abah juga mendidik keluarga untuk berbuat baik dan untuk tidak meninggalkan sholat 5 waktu, itu yang selalu Abah ajarkan kepada anak-anaknya.
Setelah mereka selesai beribadah, mereka pun berkumpul di meja makan tuk makan malam bersama. Setelah selesai Adul pun mengatakan sesuatu kepada abah dan ambu. “ ambu, Abah tanggal 17 Januari akan di mulai Ujian Nasional dan Adul harus menyelesaikan semua pembayaran termasuk bayar uang ujian Adul. Abah ada uang? “ ujar Adul.
‘ emm... ia tenang saja dul, Ambu sudah siapkan uang untuk ujian kamu”
“ udah ada Ambu?”
“ iya ada. Ambu kumpulkan dari hasil penjualan keripik singkong setiap hari”
“ makasih ya Ambu, Abah”
“ iya, sekarang yang terpenting kamu belajar yang rajin supaya kamu lulus dan mendapat hasil memuaskan. Amin.. terus Ambu juga abah inginkan setelah kamu lulus nanti kamu bisa melanjutkan kuliah di Jakarta dan kamu tinggal bersama Paman Dadu disana.
” bener Ambu, Abah?”
“ iya, Ambu dan Abah ingin kamu sukses”
“ makasih Ambu, Abah”
Adul sangat senang sekali mendengar Ambu dan Abahnya bicarakan...
“ semoga setelah lulus nanti dan kelak dewasa mudah-mudahan aku sukses, supaya aku bisa membalas jasa Abah dan Ambu dan membuktikannya kepada mereka, kalau aku yakin “pasti bisa’” ujar Adul
Tak terasa sudah larut malam. Mereka pun memutuskan untuk istirahat dan kembali ke kamarnya masing-masing.
Malampun berganti pagi. Dengan berjalannya waktu, akhirnya Adul pun mengikuti ujIan Nasional dan sampai tibanya yang Adul tunggu-tunggu akhirnya Adul “LULUS” dan mendapatkan hasil yang memuaskan dan Nenk pun naik tingkat kelas. Rasa campur aduk dan kebahagiaan tengah dirasakan oleh keluarga Abah dan Ambu. Untuk merayakan kebahagiaannya, Ambu mengadakan acara bakar-bakar ikan dirumahnya dan sebagai hari perpisahannya Adul dengan keluarganya, karena besok pagi Adul akan dijemput oleh Paman Dadu ke Jakarta untuk melanjutkan kuliahnya disana dan Nenk pun juga ikut untuk liburan sekolahnya.
Malampun telah tiba, Abah beserta keluarganya tengah sibuk dan asyik dengan acara bakar ikan tersebut. Adul merasa bahagia sekali karena sudah membuat orang tuanya bangga dan moment itu tak akan pernah terlupakan sampai kapanpun.
Sampai beberapa jam kemudian acara bakar-bakarpun telah selesai dan mereka merasa kelelahan. Rasa ngantuk yang mendalam akhirnya mereka memutuskan tuk istirahat dan kembali kekamarnya masing-masing.
Sebelum tiba di kamar, Adul berkata.
“Ambu, Abah?”
“ iya, ada apa adul?”
“Ambu, Abah ini malam terakhir Adul tuk berkumpul bersama Ambu, Abah dan juga Nenk. Kalau boleh, Adul mau minta sesuatu?”
“ minta apa, sebutkan saja?”
“ Adul ingin malam ini tidur bersama kalian. Abah, Ambu dan juga Nenk, karena besok pagi Adul berangkat ke Jakarta. Adul pasti akan merindukan kalian. Boleh..?”
“ ya, tentu saja boleh Adul” ujar Ambu
“ iya boleh malam ini kita tidur bersama berempat dikamar Ambu yah?”
“ iya...”
“ horeeee....” ujar nenk
“ maksih Ambu”
Akhirnya mereka semua pergi kekamar. Rasa bahagia terpancar dari wajah mereka. Keluarga yang harmonis serta penuh cinta dan kebahagiaan. Rasa lelah dan cape tak mereka hiraukan. Justru kebahagiaan yang mereka rasakan malam ini.
Ambu pun berkata dalam hati “ Ya Allah, terima kasih atas anugerah kebahagiaan yang engkau limpahkan kepada keluarga kami. Dan aku meminta Ya Allah jangan biarkan kebahagiaan ini pergi dan bimbinglah anak-anak kami anak-anak yang sholeh dan kelak dewasa nanti menjadi orang yang sukses. Amin”. Tak terasa, anak-anakpun sudah terlelap tidur. Abah dan Ambu juga.
Hari sudah mulai pagi, mataharipun mulai bersinar. Nenk dan Adul pun tampak terbangun dari tidurnya. Sedangkan Abah tengah sibuk membantu Ambu di dapur mempersiapkan sarapan untuk anaknya. Setelah mereka bangun mereka bergegas mandi dan menyiapkan barang-barang mereka. Keduanya sangat sibuk sekali.
Setelah mereka sarapan bersama tak lama kemudian Paman Dadu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Dan tak lama kemudian mereka berpamitan berangkat. Abah dan Ambu tampak sedih sekali melihat Adul yang sekarang akan jauh dari mereka, tapi mereka mencoba mengerti dan bersabar.
Akhirnya mereka pergi menuju perjalanan ke Jakarta. Setelah mereka pergi Ambu dan Abah merasa kehilangan dan rumah merasakan sepi walaupun beberapa menit, tetapi mereka mencoba menerimanya dan tuk menghilangkan rasa sedihnya mereka pergi ke kebun menyibukan dirinya.
Didalam perjalanan Nenk sangat senang sekali dan ingin cepat-cepat sampai tujuan dan berlibur disana. Sesampai di Jakarta mereka disambut oleh Bibi Dyah dan kedua anaknya. Mereka sangat baik sekali dan juga sopan. Mereka juga sudah menyiapkan makanan dan juga kamar tuk tempat mereka beristirahat. Setelah mereka makan lalu mereka istirahat dan bergegas ke kamar. Sebelum itu Paman Dadu berkata “ besok pagi kita akan jalan-jalan keliling Jakarta untuk mengisi liburan kalian”.
Malampun telah berganti pagi. Adul dan Nenk beserta yang lainnya sudah bersiap-siap tuk berlibur. Akhirnya mereka pun berangkat. Pertama-tama mereka pergi ke Monas, karena Nenk ingin sekali melihat Monas. Setelah itu mereka pergi kesalah satu tempat wisata di Jakarta.
Tak terasa sudah seharian mereka pergi berlibur rasa lelah dan cape pun dirasakan oleh mereka, tetapi mereka sangat senang sekali apalagi Nenk. Liburan sekolah kali ini membuat dirinya bahagia dan tak sabar ingin berbagi cerita kepada teman-teman sekolahnya di kampung.
Dengan berjalannya waktu, tak terasa sudah hampir 2 minggu Nenk berada di Jakarta untuk liburan dan Nenk juga tak sabar ingin cepat-cepat pulang dan bertemu Ambu dan Abah serta berbagi cerita tentang liburannya.
Dipagi hari Nenk pun bersiap-siap pulang kekampung dan berpamitan kepada Bibi Dyah dan juga Kak adul. Nenk pun bergegas ke mobil tuk melanjutkan perjalanan ke kampung yang di antar oleh Paman Dadu.
Akhirnya yang selama ini Nenk tunggu-tunggu, Nenk pun tiba dikampung halamannya dan kembali berkumpul lagi. Paman Dadu pun juga langsung kembali lagi ke Jakarta tuk menyelesaikan pekerjaannya dan membantu Adul mencari salah satu Universitas di Jakarta.
“ Ambu... ambu.... Nenk seneng banget bisa liburan di Jakarta. Nenk bisa lihat monas dan Nenk juga keliling Jakarta ambu, abah”
“bener nenk?”
“ iya Ambu. Nenk seneng banget bisa liburan disana. Ambu....ambu...?”
“ iya, ada apa?”
“ kalau Nenk liburan lagi, nenk mau liburan ke Jakarta boleh ya ambu, abah?”
“ iya, boleh”
“ asyik”
“ nenk, gimana kabar kakak kamu disana?” ujar ambu
“ baik ambu. Apalagi sekarang kak Adul gemuk sekali badannya”
“ benar nenk?”
“ iya, ambu”
“ syukurlah kalau begitu. Ya sudah sekarang lebih baik nenk istirahat ya, pasti cape”
“ iya ambu”

            Nenk pun istirahat. Abah dan Ambu pun pergi ke kamar tuk istirahat karena sudah mulai gelap.
Pagi-pagi sekali Adul bangun, karena Adul bersama Paman Dadu tuk mendaftarkan Adul ke salah satu Universitas di Jakarta untuk melanjutkan studynya. Adul pun mengikuti tes yang diselenggarakan di universitas tersebut dan Adul harus menunggu sekitar satu minggu lagi untuk mengetahui apakah dia diterima atau tidak menjadi mahasiswa di universitas tersebut.
Akhirnya Adul pun kembali kerumah dan menelepon keluarganya di kampung untuk meminta doanya agar bisa diterima di universitas yang adul pilih untuk melanjutkan studynya.
Tak terasa sudah satu minggu lebih berlalu. Akhirnya pagi-pagi sekali Adul bersama Paman Dadu kembali lagi tuk melihat hasilnya. Dengan perasaan cemas campur aduk tidak karuan dengan tangan yang gemetaran adul pun melihat ada nama dirinya tercantum didaftar orang-orang yang diterima. Spontan Adul senang sekali dan menjerit tidak karuan sambil memeluk pamannya.
Akhirnya Adul diterima di universitas tersebut dan memasuki jurusan bisnis manajemen. Adul senang sekali dan memberikan kabar bahagia ini kepada abah dan ambunya di kampung. Mereka pun sangat senang sekali mendengar berita itu dan dua minggu lagi Adul sudah mulai belajar dan menjadi mahasiswa.
Dengan berjalannya waktu dan sudah hampir dua tahun Adul belajar melanjutkan studynya dan sudah hampir dua tahun juga Adul tidak bertemu dengan Abah dan Ambu. Dan Adul harus menahan rasa rindunya demi study yang dijalankannya sekarang untuk meraih kesuksesan kelak nanti. Selain itu juga adul merasa senang sekali tinggal di Jakrta karena teman-temannya yang baik. Ia juga mempunyai paman yang baik kepadanya dan dia juga dibelikan sepeda motor oleh Paman Dadu untuk kendaraan Adul ke kampus.
Selama dua tahun tersebut Adul mengumpukan uang jajannya dan hasilnya lumayan banyak. Dulu sebelum Adul kuliah dia ingin melanjutkan studynya yang menjurus ke bisnis dan dia juga ingin mempunyai bisnis kecil-kecilan dari hasil tabungannya selama dua tahun.
Akhirnya keinginan Adul tercapai sekarang Adul melanjutkan kuliahnya dan Adul juga mempunyai usaha toko sepatu yang letaknya tidak jauh dari kampusnya. Adul mempunyai usaha tersebut karena keinginan dan uang tabungannya Adul selama dua tahun dan disitu juga tercampur tangan Paman Dadu yang membantunya sampai sekarang Adul mempunyai toko sepatu. Adul merasa senang sekali akhirnya Adul mempunyai usaha sendiri dari hasil jerih payahnya dengan modal yang sedikit sekarang toko sepatu itu berkembang pesat dan tokonya pun besar serta banyak pengunjungnya. Dan Adul pun tidak harus meminta uang kuliah kepada Ambu dan Abah karena Adul bisa membiayai sendiri uang kuliah dari hasil usahanya  tersebut. Adul bersyukur sekali atas apa yang telah Allah kasih kepadanya, semata-mata hanya untuk kebahagiaan kedua orang tuanya.     
            Selain itu juga tuk menghilangkan rasa kangen kepada orang tuanya adul menyibukkan diri dengan belajar, pergi ke toko sepatunya dan juga nongkrong bareng bersama teman-temannya.
Dan tak terasa Adul pun semakin dewasa, sudah bisa menghasilkan uang dan membiayai kuliahnya sendiri. Adul pun tak lupa selalu memberi kabar orang tuanya dikampung.  Selain itu, kerinduanpun tengah dirasakan oleh Abah, Ambu dan juga Nenk. Mereka sangat merindukan Adul. Suasana rumah sangat sepi tanpa adanya Adul ditengah-tengah mereka. Tapi mereka juga turut senang dan bahagia karena Adul sudah mempunyai usaha sendiri walaupun Adul masih meneruskan studynya. Mereka sangat bahagia.
“ ambu, nenk kangen kak Adul”
“ emmm, iya ambu dan abah juga kangen, tapi sabar saja, nanti juga kak Adul pulang nengokin kita. Sekarang bantu ambu yu, menyiapkan makanan untuk abah disawah yah?”
“ iya ambu”
Nenk sibuk sekali membantu ambunya di dapur yang tengah menyiapkan dan memasukkan makanan kedalam rantang. Setelah selesai ambu dan nenk pun bergegas ke sawah tuk tuk mengantarkan makanan untuk abah. Setibanya disawah abahpun langsung mencicipi masakan yang dibawa ambu. Mereka pun berbincang-bincang dan makan bareng bersama abah disaung.
            Setelah Abah mengalami gagal panen yang lalu, perekonomian Abah sulit dan terpaksa Abah memetik singkong sebagai mata pencahariannya tuk bertahan hidup demi mencukupi kebituhan keluarganya dan Abah rela setiap pagi ke kebun tuk memetik singkong dan dijual kepasaran.
            Dan 2 tahun belakangan ini usaha Abah mulai lancar lagi., dan sawahnya pun mulai sudah mulai panen serta mendapatkan keuntungan yang banyak. Apalagi Abah mempunyai sawah yang sangat luas sekali dan satu-satunya Cuma abah yang mempunyai sawah yang begitu luas didesanya, termasuk orang terkaya di desanya. Orang-orang sekampungpun banyak yang ikut bekerja sebagai buruh tani. Tapi abah menilainya bahwa dirinya hanyalah orang biasa dan kehidupannya pun sederhana, karena abah tidak mau menjadi orang sombong telah apa yang abah dapatkan selama ini. Dan abah malah berbagi dengan orang-orang yang membutuhkannya.
            Selain itu juga abah selalu memberi sodakoh berupa beras kepada orang-orang yang membutuhkan disaat abah mendapatkan penghasilan dari hasil panennya. Abah selalu membaginya dengan orang-orang sekitarnya. Dan pada malam kemaren pun abah mengadakan syukuran dirumahnya. Abah mengadakan syukuran karena keberhasilan Adul sekarang memiliki usaha toko sepatu di Jakarta. Dan Adul pun tidak bisa datang pada saat itu, karena harus menyelesaikan tugas kuliahnya di Jakarta. Tapi Adul berjanji dan bilang ke abah minggu depan adul akan pulang kekampung untuk berlibur dan menemui abah, ambu dan nenk, karena liburan kemaren Adul tak sempet berlibur karena banyak sekali kegiatan-kegiatannya apalagi Adul juga sibuk dengan usaha sepatunya.
            Setelah beberapa minggu kemudian, pukul 15.00 sore Adul tiba dikampung halamannya dan memberi kejutan kepada orang-orang dirumah. Adul sengaja tidak memberi tahu kepulangannya karena memberikan kejutan. Setelah tiba didepan rumahnya, ambu mendengar suara ketukan pintu lalu ambu bergegas keluar membukakan pintu. Ternyata yang diluar itu anaknya sendiri, adul. Spontan ambu menjerit kegirangan dan langsung memeluk adul dengan erat dengan penuh kerinduan. Lalu abah dan nenk pun yang berada didalam rmah terpancing keluar mendengar jeritan ambu, tiba-tiba nenk pun menjerit dan berkata “ Kak Adul”
            Semua merasakan bahagia atas kepulangan Adul kerumah walaupun untuk hanya berlibur saja, tapi mereka sangat senang melihat kepulangan adul.
Setelah mereka mengeluarkan semua rasa kangennya ambu menyuruh adul untumk makan malam. Adul beserta yang lainnya berbincang-bincang diruang tengah sambil nonton televisi yang sering dilakukan Adul dulu saat dirumah, sambil mereka nyantai dan ngobrol-ngobrol bareng. Adul kembali ke kamar dan membawa dan membawa oleh-oleh untuk keluarga dan membagikannya. Adul memberikan abah kemeja untuk dipakai keondangan, ambu dibelikan tas yang sangat lucu, lalu nenk dibelikan sepatu tuk sekolah dan juga mainan boneka. Mereka sangat senang sekali apalagi apalagi dapat sepatu baru lagi dan mainannya. Setelah mereka kumpul bersama merekapun mengantuk dan kelelahan. Mereka pun kembali kekamar dan tidur dengan lelap.
Tak teras  sudah mulai pagi, abah seperti biasa pagi-pagi sudah berangkat kesawah bersama ambu. Adul juga menghabiskan liburannya tuk membantu abah disawah dan mengajak nenk jalan-jalan.
Sudah hampir 2 minggu lebih Adul berlibur dikampung halamannya dan besok pagi Adul harus siap-siap pergi ke Jakarta untuk melanjutkan studynya. Pagi pun telah tiba. Adul sudah siap tuk kembali pulang ke Jakarta dan berpamitan kepada kedua orang tuanya. Ambu merasa sedih sekali melihat Adul kembali lagi ke Jakarta. Tetapi ambu mencoba bersabar demi kesuksesan anaknya. Akhirnya Adul melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta Adul langsung mampir ke toko sepatunya. Setelah itu Adul langsung pulang kerumah ganti baju dan pergi ke kampus tuk mengikuti pelajaran, karena sudah 2 hari Adul tidak masuk dan mengikuti perkuliahan.
Semakin dewasa Adul semakin aktif dan cerdas dalam berbagai materi dikampusnya. Dan Adul juga terkenal sangat dekat dengan dosen mata kuliahnya terus dia juga sangat aktif mengikuti berbagai macam kegiatan dikampus. Dan Adul pun sosok yang yang di idam-idamkan oleh para gadis di kampusnya, tapi tak ada satupun yang membuat Adul tertarik, bagi Adul semua wanita sama saja, Cuma hanya kesenangan semata dan memenfaatkan keadaan. Adul harus berhati-hati memilih wanita di Jakarta yang benar-benar adul impikan selama ini.
Adul pun terus belajar sampai dia mendapatkan gelar S1 dan toko sepatunya pun semakin maju dan berkembang dimana-mana. Pada suatu ketika Adul tengah mengikuti salah satu kegiatan seminarnya dikampus dan disana Adul mempunyai kenalan seorang perempuan yang bernama Siska. Sosok Siska dimata Adul dia sangat baik, cantik dan juga cerdas. Dia juga sangat sederhana dalam penmpilannya bahkan dia memakai kerudung untuk menutup auratnya. Dia juga merantau di jakarta untuk melanjutkan studynya. Beberapa bulan kemudian Adul berteman baik dengannya dan menyimpan perasaan kepada perempuan itu. Setelah semua dijalani akhirnya adul mendapatkan cintanya dan Adul sangat dan Adul sangat bersyukur sekali memiliki perempuan seperti sosok Siska. Hubungan mereka berlanjut sampai mereka mendapatkan gelar sarjana dan berharap hubungan mereka bisa sampai jenjang pernikahan.
Selain itu juga tak terasa yang selama ini Adul tunggu-tunggu. Sabtu depan Adul wisuda dan akan mendapat gelar S1. Adul sangat senang serta bahagia karena akhirnya adul selesai melanjutkan studynya dan mendapatkan gelar S1. Selain itu juga hubungannya Adul dengan Siska sampai sekarang masih berjalan dengan lancar. Serta toko sepatunya yang sekarang tengah berkembang dan mempunyai cabang dimana-mana. Tentunya kebahagiaan itu terdengar oleh abah dan ambu di kampung. Mereka sangat bahagia dan bersyukur, karena sekarang Adul sudah sukses dan sudah mempunyai masa depan dan bekal untuk dia melangkah melanjutkan hidupnya. Dan abah juga bahagia sekali karena telah berhasil mendidik Adul dengan baik hingga sekarang menjadi sukses.
Selain kesuksesan yang dimiliki serta dirasakan oleh Adul saat ini, abah juga tengah bahagia karena dari tahun ketahun perkembangan usahanya semakin naik dan lahan persawahannya setiap tahun selalu subur dan mendapatkan hasil yang bagus dan juga banyak. para petani yang bekerja kepada abah sebagai buruh tani.
Selama 4 tahun ke depan lahan persawahan yang dilmiliki oleh abah semakin luas dan selalu subur serta setiap tahunnya menghasilkan keuntungan yang banyak. Setelah gagal panen yang telah terjadi dan membuat para petani kesusahan, sekarang semuanya sudah kembali lagi. Sekarang di desa tersebut akan terkenal dengan keindahan alamnya yang begitu bagus dan subur, serta lahan persawahannya yang begitu luas terjajar rapih.
           
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Pengikut

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. OLAHRAGA - All Rights Reserved
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya